Tutorial Togel,Poker,Domino Dan Judi Lainnya

'Berteman' dengan Setan, Abdul Kerap Menang Togel

JAKARTA - Sebagian orang menganggap profesi kami menyeramkan. Hampir tiap hari kami bergumul dengan mereka yang telah meninggal. Tiap hari saya berada di tempat peristirahatan terakhir manusia.
Saya adalah salah satu petugas tempat pemakaman umum Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Nama saya Abdul Majid, umur 60 tahun.

Setiap hari pekerjaan saya membersihkan kuburan sesuai permintaan keluarga yang ditinggalkan. Menyirami rumput, menata tanah, memupuk tanaman, menggali, menyiangi rumput liar pekerjaan saya sehari-hari.

Setiap hari pasti ada saja jenazah dikuburkan atau keluarga yang nyekar. Dari situ saya biasa mendapat order.

Meski tak seberapa upah yang mereka beri, tetapi cukup untuk menghidupi keluarga kami dan membeli kebutuhan sehari-hari. Sisanya dikumpulkan untuk membiayai sekolah anak-anak hingga sekolah tingkat atas dan menikahkan mereka.

Ada saja yang menganggap pekerjaan kami ini remeh. Kadang ada yang memberi upah Rp5 ribu hingga Rp20 ribu, tetapi kami menerimanya dengan ikhlas. Sebulan kira-kira Rp200 ribu saya kantongi.

Tetapi jangan mengeluh kalau makam keluarga mereka kami urus dengan seadanya. Maklum harga pupuk untuk rumput mahal.

Tidak sedikit, kuburan yang terbengkalai, karena pihak keluarga kurang memperhatikan. Akibatnya, banyak kuburan yang kondisinya memprihatinkan, ada tanah kuburan yang sudah rata dengan tanah, rerumputan yang kering atau batu nisanya hancur.

Saya adalah salah satu petugas senior di TPU Pondok Kelapa ini. Sudah 38 tahun saya menggeluti pekerjaan sebagai petugas kebersihan kuburan.

Di TPU Podok Kelapa, ini ada sekira 4 grup bertugas yang membersihkan pemakaman muslim dan kristen di lahan sekira 30 hektare. Satu grup berisi 36 orang anggota. Saya biasa membersihkan kuburan di komplek Kristiani.

Di TPU Pondok Kelapa, saya bertugas memelihara kuburuan sebanyak 78 buah.

Meski saya telah pensiunan petugas Dinas Pemakaman Jakarta Timur. Saya senang melakukan pekerjaan ini. Tiap hari saya berangkat dari rumah di Cilincing, Jakarta Utara pukul 05.30 WIB dengan menggunakan angkutan umum.

Bisa dibilang saya sudah terlatih tinggal bersama ‘mereka’. Sejak 1973, sudah banyak kuburan yang dirawat. Antara lain, saat bertugas di TPU Budi Dharma Cilincing, Jakarta Utara, dan Pemakaman Jembatan Sampi Semper, Jakarta Utara.

Pengalaman mistis

Kalau ditanya soal pengalam mistis. Ah, itu sudah jadi pemandangan keseharian saya. Mahluk halus, bernama pocong, gunderuwo, dan kuntilanak sudah sering saya lihat. Saya sering merlihat mereka pada pukul 23.00 WIB hingga 01.00 WIB. Tetapi, saya tidak perduli dengan kehadiran mereka.

Tetapi ada juga mahluk halus yang meminta bantuan kepada saya. Ceritanya, pada suatu malam, ada dua orang perempuan yang ingin nyekar ke kuburan sekira pukul 23.30 WIB minta diantar.

Saya seorang diri mengantar mereka menggunakan senter menyusuri ratusan nisan. Sesampainya di kuburan seraya lampu senter mengarahkan ke mereka, dalam sekejap dua orang perempuan tadi hilang.

Ada untungnya juga ‘berteman’ dengan mereka. Sebelum toto gelap (togel) dilarang pemerintah, tiga kali saya sering mendapat untung. Terakhir saya dapat Rp18 juta. Itu karena wangsit yang datang tiap kali saya tidur di kuburan.

Meski saya telah pensiun, ada kenikmatan tersendiri bersama mereka. Tidak tega rasanya meninggalkan mereka. Apalagi masih banyak amanat dari keluarga almarhum yang tidak bisa ditinggalkan untuk menjaga kuburan.
0 Komentar untuk "'Berteman' dengan Setan, Abdul Kerap Menang Togel"


Back To Top